Rabu, 10 Juni 2009

persembahan hati part 2

Ketika tersadar aku melihati sosok lelaki yang sudah kukenal. Beni teman sekelasku sedang nyengir kuda, memandang wajahku penuh hati-hati. Angin sejuk yang berhembus dari AC mobil terasa membelai-belai wajahku yang berkeringat.
“Rena, reenn.. Akhirnya kamu sadar juga.” kata Beni.
Aku tidak menjawab. Hanya tersenyum. Karena aku benar-benar masih lemas dan belum seutuhnya dapat mencerna apa yang sudah terjadi.
“Minum dulu Ren !” kata Beni sambil menyodorkan Air Mineral padaku.
“Thanks....”jawabku pelan.
“Tadi aku liat kamu pingsan di tengah jalan Ren..” kata Beni membuka pembicaraan.
“Iya Ben.... aku dikejar-kejar orang gila! Po-po-pokoknya kamu nggak akan percaya dengan apa yang sudah terjadi padaku hari ini......” Kataku lirih
“Tapi , sewaktu aku nemuin kamu disini , aku nggak liat orang gila tuh !” Kata Beni enteng.
“Yah ,, mungkin orang gila nya udah pergi......!!Dasar orang gila yang nggak bertanggung jawab !” Hardikku kemudian.
“Rena, Rena .. Orang gila mana ada yang mau tanggung jawab ! Ngerti tanggung jawab aja ngga.” Kata Beni tertawa.
“Iya juga yah .. haha. Kok nggak kepikiran sampe situ yah ?” kataku mulai merasa lebih enak.
“Oiaa, sebenernya kamu mau kemana sih ? Kok tumben jalan kaki ? Daerah sini kan jauh dari rumah kamu ?” tanya Beni.
“Ohh itu .. ehh..hmm.. aku mau ke Bukit Bintang. tadi mobilku di tahan gara-gara aku ngga bawa SIM dan STNK.” Jawabku gelagapan.
“Hmmmmm ..” Beni hanya menggumam aneh .
Ko bisa sih?, masa SIM dan STNK bisa lupa ?!
“Mau ke bukit bintang ? Mau aku anter ?” tanya Beni.
“Ohh .. Boleh !”kataku riang, tanpa berpikir dua kali. Yang ada di otakku cuma satu, sohib-sohibku sedang menunggu di sana dengan cemas!
Tak lama kemudian Beni pun segera menancap mobilnya. Melaju cepat menuju Bukit Bintang!

Tidak seperti biasanya bukit bintang sangat gelap dan sepi. Sesampainya disana tidak terlihat satupun dari teman-temanku. Dan Angga ! Iya Angga ! Kata Indah tadi disini ada Angga juga. Tapi Ternyata tidak. Padahal , aku kangen sekali padanya. Kulihat jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Mungkin mereka sudah pulang. Akupun duduk sambil melihat ke arah langit yang begitu gelap ditemani Beni.
“Mereka kayaknya udah pulang Ben ..” kataku terbata-bata, entah karena rasa cape yang kurasa, tiba-tiba aku merasakan air mataku menetes.
“Iya yah .. Kayanya disini udah sepi banget..”jawab Beni.
“Kamu , kenapa nangis Ren ?” Tanya Beni kemudian.
“Aku sedih banget Ben .. Hari ini tuh aku sial banget.. Pertama aku nggak tau kalo hari ini sekolah diliburkan, trus mobilku ditahan gara-gara nggak bawa SIM dan STNK, trus dompet aku dicopet, trus aku harus jalan kaki lantaran nggak punya duit, trus aku dikejar-kejar orang gila Ben. Sampe-sampe aku pingsan di tengah jalan. Dan yang terakhir...... hari ini adalah hari ulang tahunku. Tapi sama sekali nggak ada yang inget, termasuk mama, papa, kak Reno bahkan Angga !” Aku terduduk lemas direrumputan hijau
Beni hanya diam. Ia tidak berkata apapun. Sekonyong-konyong aku mendengar suara bergemuruh keras...tar..tar...tar....di susul dengan cahaya berwarna-warni berpendar-pendar yang tiba-tiba menghiasi malam yang sunyi di Bukit Bintang. Dan dalam sekejap langit malam telah dihiasi kembang api yang begitu banyak! Benar-benar membuatku terpasak. Mulutku ternganga lebar menyaksikan keindahan aksi kembang api yang bertaburan di langit Bukit Bintang.
Belum sirna rasa kagetku, tiba-tiba kegelapan di depanku berubah total menjadi terang-benderang, seperti layaknya siang hari, ditambah suara terompet yang di tiup keras-keras terasa memekakan telingaku.
“ HAPPY BIRTHDAAAAAY!!! HOREEE.....MET ULANG TAHUN RENAA!!!”
Mulutku kembali ternganga!
Kaget
Bahagia
Terharu
Semuanya tiba-tiba datang menyergap ulu hatiku.
Di depanku sudah berdiri sahabat-sahabatku, Indah, Myita dan Gia dengan gaun pestanya yang anggun, lalu ada mama dan kak Reno yang kelihatan sangat sibuk mengabadikan moment penting dengan kameranya. Lalu ada orang tua Angga, oom Surya dan tante Vivi. Di belakang teman-teman sekelasku yang berdiri dan riuh bertepuk tangan untukku tiba-tiba muncul Angga, menyeruak diantara kerumunan mereka, seraya membawa kue ulang tahun lengkap dengan tujuh belas lilin diatasnya. Mama dan kak Reno berjalan di sampingnya. Lalu suasana mendadak senyap. Seseorang memberikan microphone kepada Angga.
Waduuuhh...Angga apa-apa an sih???
“ Untuk Rena....., orang yang paling gue sayangi, yang paling gue cintai, yang telah mampu merubah hidup gue yang sebelumnya amburadul tak menentu....tapi dengan cintanya yang tulus telah menjadikan gue sebagai seseorang yang lebih baik. Rena adalah bintang yang akan terus menerangi hati gue.....oleh karena itu.........”
Angga berhenti sejenak. Jantungku berdegup tak menentu.
“ Oleh karena itu, di hari ulang tahunnya yang ke tujuh belas, gue ingin memberikan sesuatu yang sangat special buat pacar gue yang nggak pernah bosan ngajarin gue tentang arti hidup, tentang Matematika, Kimia, Fisika......eehhhh......”
Orang-orang ikut bergumam.
“ Pokoknya, kamu jangan marah kalau persembahan ulang tahunmu kali ini masih banyak kekurangannya ya Ren.....tapi percayalah, semua persembahan ini datangnya bener-bener dari hati gue yang paling dalam....gue ingin lo bener-bener bahagia hari ini, gue ingin lo terus mengingatnya.......”
Lalu teman-teman sekelasku yang tadinya berdiri berkelompok, tiba-tiba berpindah tempat semua dengan kompak. Memperlihatkan sesuatu yang sedari tadi di sembunyikan Angga. Sebuah mobil Jazz putih bertengger dengan anggunnya!
“ Selamat ulang tahun Rena!” Ujarnya kemudian
“ Ka-ka-kamu....apa....apa.....” Aku tergagap
Kulihat kedua orang tua Angga mengangguk.
“ Ini buat kamu Rena, supaya kamu tidak perlu meminjam terus mobil kakakmu.....” Lanjut Angga mantap
“ Tiup lilinnya.....tiup lilinnya sekarang juga...sekarang juga....!!!!
Semua orang bernyanyi ribut untukku. Aku sudah siap hendak meniup lilin ulang tahunku, tiba-tiba Angga menahannya,
“ Tahan dulu ya sayang......” Tangan kanan Angga mengayun di udara.
“ Mungkin kamu merasa ada keganjilan dengan hari ini Rena....maaffff...itu juga sebenarnya sudah di atur dan direncanakan semuanya. Mamamu, kak Reno, Indah dan semua teman-temanmu sudah banyak membantuku termasuk...termasuk...mereka!!”
Tiba-tiba mataku tertumbuk ke arah sudut lain yang ditunjuk oleh Angga. Untuk yang ke sekian kalinya Angga telah mampu membuat aku kembali terpasak bagai patung! Di sebelah kiri meja yang dipenuhi oleh makanan, telah berdiri Bapak polisi yang tadi menilangku, lalu pemuda yang mencopet dompetku dan, dan, oh my God.....orang gila yang tadi mengejarku juga sedang tersenyum simpul ke arahku.
“ Ja-ja-jadi.......” Aku tergagap
“ Kamu nggak lagi bermimpi kok sayang....mereka semua adalah orang yang telah bantu gue buat bikin surprise ini.....”
Angga tidak sempat melanjutkan kalimatnya. Lilin ulang tahun ku tiup secepat kilat. Lalu kejadian berikutnya yang benar-benar tidak bisa dilupakan adalah, wajah Angga sudah penuh dibaluti kue tart! Sedetik kemudian wajahku juga telah berlumuran kue. Lalu aku memeluk Angga hangat.
“ Aku pasti tidak akan melupakannya Angga....” Bisikku
Malam itu, tidak hanya aku dan Angga yang berlumuran kue tart. Korban lainnya adalah, mamaku, kak Reno, Om Surya, tante Vivi dan tentu saja sahabat-sahabatku.
Pesta baru selesai tengah malam, setelah semua penyanyi dadakan ikut menyumbangkan suaranya.
Malam itu kebahagiaanku bertambah lengkap setelah papaku ikut menyumbangkan suaranya juga, walau hanya lewat telepon, namun disiarkan secara langsung dari Belanda.
Terimakasih buat persembahan hatinya Gaa......
Aku pasti akan membalasnya!!

3 komentar:

  1. its so jessi. hahahaha. kalo org yg kenal kamu baca ini pasti langsung ngeh kl yg bikin ini km :-bd

    BalasHapus