Kamis, 25 Juni 2009

mine part 1

Aku bermalas-malasan ketika keluar kelas. Bener-bener ngga mood kuliah hari ini gumamku. Alhasil, apa yang diterangkan dosen tadi ngga ada yang masuk satupun. Huh! Batinku kesal. Aku berjalan sendirian.. yaa, beginilah kehidupanku setelah lulus SMA. Sangat individual.. Aku rindu masa-masa SMA ku. Rindu sahabat-sahabatku. Sekarang kami semua terpisah.. Berpencar untuk memasuki universitas terbaik. Aku melanjutkan pendidikanku di salah satu universitas swasta terbaik di Bandung karena orangtuaku yang berpindah dinas ke kota kembang ini. Aku sendiri tidak keberatan dengan keputusan ayahku karena tentunya tinggal di Jakarta membuatku sesak dan ingin mencari kehidupan baru disini!
Oia, aku lupa mengenalkan diri. Namaku Tarika Putri Ayu. Orang biasa memanggilku dengan sebutan Tari. Sudah enam bulan aku tinggal di Bandung, lumayan menyenangkan. Tapi, sepertinya kurang lengkap tanpa kehadiran ibuku. Hmm.. yaa orangtuaku sudah bercerai sejak aku duduk di bangku SD. Dan aku tinggal bersama ayahku. Ibuku mengikuti suaminya untuk pindah ke Perancis. Ia mengajakku untuk ikut bersamanya. Tetapi, aku ingin tetap di Indonesia dan tinggal bersama ayahku, yang memang hanya seorang diri. Aku menyalakan ipodku dan mendengarkan lagu-lagu yang sesuai dengan isi hatiku sekarang! Yes, i’m not in a good mood!!
Panas terik matahari hari ini membuatku berlari-lari kecil agar cepat sampai parkiran kampus, masuk ke dalam mobil dan segera menyalakan AC. Belum sampai ke barisan mobilku, aku sudah menabrak orang yang sama terburu-burunya denganku. Buku-buku yang aku bawa pun berjatuhan, tergeletak bebas di halaman parkiran. Buru-buru ku bereskan semua buku, kertas yang sepertinya masih banyak yang berterbangan karena diterpa angin. Uhh! Apalagi sih ini??! Bete! Yup, lengkap sudah kekesalanku hari ini. Ditambah orang itu hanya melambaikan tangan tanda maaf karena sibuk dengan handphone di telinganya lalu pergi without say SORRY! Perfect!!
...
Aku turun dari mobil membawa semua buku-bukuku ke dalam rumah. Akhirnya setelah bermacet-macetan lantaran sempat ada kemacetan kecil aku tiba juga di rumah. Cukup melelahkan.. Setelah mengalami beberapa kejadian hari ini. Mulai dari ngga mood kuliah, ditabrak oleh seseorang yang sama sekali tidak kukenal dan mengalami kemacetan di perjalanan pulang. Berbicara soal orang yang menubrukku tadi, aku benar-benar kesal dibuatnya! Tak ada kata maaf sama sekali. Seperti hanya menubruk seekor kucing, yang dilihat sekilas lalu pergi karena tidak mungkin manusia minta maaf pada seekor kucing. Keterlaluan! Ahh, apaan sih mikirin orang ga penting, kenal aja ngga! Batinku kesal. Akupun berjalan ke dapur untuk mengambil minuman di dalam kulkas. Rupanya di rumah tidak ada siapa-siapa. Yaa, mana mungkin ada orang lagi disini terkecuali aku dan ayahku. Sedangkan ayah baru pulang dari kantor saja jam 7 malam. Aku berjalan menuju kamarku berbaring sejenak melepas kelelahan lalu mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi agar membuat badan dan pikiranku fresh kembali.
Setelah mandi kunyalakan laptop untuk mengerjakan tugas kuliahku. Aku mengambil jurusan kedokteran di kampus, karena sudah menjadi cita-citaku sejak kecil untuk menjadi seorang dokter. “Hoaaaammm.. Akhirnya selesai juga.” aku menguap, melihat jam berada di angka 8. Tumben sekali aku sudah menguap padahal sekarang baru jam 8 malam, tapi ayahku belum juga pulang. Kumatikkan laptopku lalu turun ke bawah untuk mengambil minum. Kriiiiingggg..kringgg telepon berbunyi mungkin dari ayah.
“Hallo Tari ayah lembur yaa hari ini. Jadi kamu tidak usah nunggu ayah pulang, ayah bawa kunci rumah kok. Kamu hati-hati yaa.. jangan lupa makan!” samber ayah panjang lebar.
“Hmm.. oke. Take care yah!” jawabku.
“Oke honey you too.” Kata ayah.
Klik. Telepon terputus..
Akupun kembali ke kamar tidur. Bersiap-siap untuk menyiapkan hari esok agar lebih baik dari hari ini..
...
“Gue laper nih” celetuk Dita pada saat kami keluar kelas. “Makan yuk” sambernya lagi sambil menarik tanganku. Dita adalah sahabatku satu-satunya. Mungkin bisa dibilang aku hanya berteman dengan Dita. Yang lainnya hanya sekedar tau dan mengenal saja. Aku berkenalan dengan Dita pada saat masa-masa OSPEK dulu. Kami berdua sangat berbeda. Dita hampir mengenal semua mahasiswa/i dengan baik sedangkan aku tidak. Mau tak mau aku harus menemani Dita makan di kampus karena selain makanannya terbilang murah disini juga tempat paling asik buat merhatiin kakak kelas ganteng menurutnya.. haha.
Aku hanya memesan minuman dan ditemani dengan laptopku untuk menikmati fasilitas wifi di kampus. Sedangkan Dita sepertinya memesan cukup banyak makanan hari ini. Benar-benar kelaparaaaan! 
Sedang asik browsing buat cari referensi tugas seorang laki-laki menghampiriku. Ia tiba dengan stelan kaos biru dibalut dengan kemeja kotak-kotak biru putih lengkap dengan celana levis dan sepatu converse nya. Charming! Huehue.
“Maafin gue ya buat yang kemaren!” katanya sambil tersenyum dan mengulurkan tangan. Hmm, not bad! Ehh? Sepertinya aku tidak asing dengan orang ini. Aku diam dan berpikir sejenak.. Kemaren? Maksudnya kemaren dia menabrakku? What? Maaf? Kenapa baru sekarang?????? Uhh, ngga jadi deh gue muji lo! Kataku dalam hati.
“Hellooo? Lo dengerin gue ngomong kan? Sorry about yesterday..” katanya sekali lagi. So cool banget siii?!! Grrrr!
“Ohh.. jadi kemaren lo liat gue? Kirain gue lo ngga tahu nabrak orang!” kataku nyolot.
“Kemaren gue lagi dapet telepon dari bokap gue, jadi ga sempet minta maaf sama lo.” Katanya merasa bersalah.
“Ohh.. Gitu.. Hmm (mengangguk-angguk berlagak ngertiin maksud orang itu) Apapun alesan lo, gue ngga bakal maafin lo!” Kututup laptopku dengan kasar lalu aku pergi secepatnya menuju parkiran mobil disusul dengan Dita yang baru saja beres makan dan masih ngga ngerti pembicaraanku dengan orang tadi. Yaa, untuk kedua kalinya dia merusak moodku!!
...
"Kenapa sih lo? Ko jahat banget sama Kak Kenny? Dia tadi minta maaf sama lo, kok lo ga maafin sih?” begitu masuk mobil Dita menyerangku dengan begitu banyak pertanyaan.
“Udah yaa, sekarang lo diem dulu ceritanya panjang. Yang penting sekarang kita pergi dari sini” jawabku sambil memutar mobilku memberi uang parkir dan langsung cabut secepat mungkin sebelum orang itu mengejarku. Dita pun terdiam mungkin karena ia tidak mau mengganggu konsentrasiku menyetir dengan kecepatan 100 km/jam diatas fly over. Aku mengajak Dita ke tempat kami biasa mengerjakan tugas bersama untuk sekedar ngopi-ngopi dan pastinya sepi..
“Jadi gimana? Kok lo bisa kenal sama Kenny?” sudah kuduga setelah kupesankan Dita ice vanilla latte dan ice chocolate untukku. Dita meluncurkan pertanyaan pertamanya padaku.
“Gue ngga kenal kok.” Jawabku singkat, yaa sesuai dengan pertanyaannya.
“Hmm.. kalo gitu kenapa dia minta maaf sama lo?” belum puas dengan jawaban pertamaku, ia bertanya lagi.
“Jadi gini ya Dit, kemaren gue ditabrak dia di parkiran waktu gue mau ke mobil dan buku-buku gue jatoh semua. Tapi, dia ngga minta maaf sama sekali. Gue bete banget apalgi kemaren mood gue lagi hancur. Ditambah dia nabrak gue makin aja gue kesel.” Kataku panjang lebar.
“Loh, bukannya tadi dia minta maaf yaa sama lo?” sambil menyeruput vanilla latte nya.
“Hey, dia nabrak gue kemaren yaa bukan tadi. Dan tadi dia dengan gampangnya gitu ngomong maaf setelah dia ngebiarin gue beresin buku-buku gue sendiri. Sakit pula ditabrak tu orang” Kataku kesal.
“Ohh. Jadi gara-gara itu yaa lo marah banget sama dia. Yaudah ntar gue coba omongin sama Kenny.” sepertinya Dita sudah mengerti inti permasalahannya apa.
Akupun dia sejenak mencerna apa yang Dita maksud. Coba ngomong? Emang Dita kenal? Tadi siapa?? Kenny? Jadi namanya Kenny?
“Heh. Kok jadi diem sih? mikirin apa lo? Hmm menurut gue mending lo maafin aja deh dia juga kan ga sengaja nabrak lo.” Tiba-tiba saja Dita membela.
“Hah? Maafin? Kok lo jadi ngebelain dia sih?” kesal
“Yaa, bukan ngebela juga sih tapi yaa sebagai junior kita jangan gegabah dehh nantangin senior. Apalagi Kenny. Bisa-bisa lo kena masalah sama ceweknya lagi.” Kata Dita menjelaskan
“Jadi dia senior kita? Gue kira dia seumur sama kita. Haha.” kataku ngga menanggapi saran Dita.
“Udah ah ngga penting juga bahas dia. Males gue.. Skip yaa hehehe” lanjutku kembali ceria.
“Hahaha oke fine darling. Lo kalo ada apa-apa cerita dong sama gue. Yah yah?”
“Oke dear. Cabut yuu. Ke rumah gue mau ngga?” kataku pada Dita.
“Aduh sorry dear hari ini gue ada acara keluarga, jadi ntar sore gue mesti bantu-bantu nyokap di rumah. Gue langsung balik yaa? Gpp kan ditinggal? Udah dijemput nih sama Mas Rama. Hehehe” jawab Dita. Yaa, aku sangat mendambakan keluarga Dita yang sangat harmonis dan memiliki seorang kakak yang menemaninya kemana-mana. Sedangkan aku? aku dilahirkan sebagai anak tunggal dan tinggal hanya bersama ayahku lantaran orangtuaku cerai. Mungkin aku bisa mendapatkan apa yang aku inginkan setiap kali aku memintanya. Tapi, aku sulit mendapatkan kasih sayang yang lengkap dari kedua orangtuaku secara utuh..
“No problemo. Salam buat Mas Rama yaa. Gue juga cabut sekarang ahh..hihi” kataku sambil beranjak dan berjalan ke pelataran parkir. Dita yang sudah ditunggu Mas Rama di pinggir jalan mengantarku dulu sampai masuk ke dalam mobil. Setelah berdadah dadah akupun langsung menyalakan mobil dan bergegas pulang agar cepat sampai di rumah.

1 komentar:

  1. Tari..tari...sabar yah menghadapi hari2 yang kurang mengasyikkan hahaha.
    pasti ntar kennynya suka da sama si tari!hahaa bener ga??

    BalasHapus