Sabtu, 30 Mei 2009

persembahan hati part 1

Udara dingin pagi hari ini mestinya mampu membuat tubuhku menggigil kedinginan. Tapi ini tidak! Begitu jam wekerku menjerit ribut, mama pun ikut-ikutan berteriak-teriak gaduh, tidak seperti biasanya, bikin suasana pagi yang mestinya adem ayem menjadi gerah tak menentu!
“ Renaaaaa.....buruan mandinya, mama harus cepet-cepet pergi nih!” Seru mama seperti kesurupan, ditambah aksinya menggedor-gedor pintu kamar mandi. Apaan sih mama? Aku menggerutu kesal.
“ Aduuh maaa...emang mama mau pergi kemana sih? Ini kan baru jam lima pagi. Lagian mana ada sih mall yang mau buka sepagi ini?!!” Balasku sewot. Odol yang berada dalam mulutku jadi muncrat kemana-mana. Bete deh!
“ Siapa juga yang mau ke mall? Hari ini mama mau ikutan lomba aerobik di Senayan. Mama mesti berada di sana sebelum jam enam pagi. Malu dong kalo mama sampai ditinggalin ibu-ibu PKK !!” Teriaknya lagi.
Whaaattt...??? Lomba aerobik??Ibu-ibu PKK?? Sejak kapan mama aktif bergaul dengan ibu-ibu PKK?? Kayaknya mama udah benar-benar kerasukan roh Nyai Kembang Centil deh!!
“ Pakai kamar mandi di bawah kenapa sih ma?!” Gerutuku nggak mau kalah
“ Ridho kakakmu sedang mandi di kamar mandi bawah. Dia mau ikut dengan mama ke senayan buat ngambil photo-photo mama di sana!!”
Oh, my God....!!
“ Iya, iya....sepuluh menit juga udah kelar kok mandinya!” Ujarku cepat seraya membuka kran shower.
Males banget ribut pagi-pagi dengan anggota baru PKK!
“ Jangan sepuluh menit! Lima menit harus selesai!”
Please deh mama.....
Yup! Lengkap sudah suasana pagi nan indah menyertaiku hari ini....
****
Embun pagi masih terasa menempel di pintu pagar sekolah ketika tanganku dengan semangat empat lima membuka slot pagar yang sudah mulai berkarat itu.
Pagi - pagi sekali aku sudah datang ke sekolah. Melepaskan diri dari kegaduhan ganjil yang ada di rumahku.
Akupun berjalan perlahan melewati kelas demi kelas. Sekolah masih sepi. Yang baru terlihat hanyalah Pak Kardi petugas sekolah yang sedang membersihkan pekarangan.
Hummmm......pada kemana sih orang-orang??? Biasanya kan jam segini udah mulai rame. Gumamku sambil melihat levis yang melingkar di tangan kiriku.
Jam sudah menunjukan pukul 06.10 tatkala aku memasuki ruang kelasku! Namun tak ada satupun mahluk berseragam putih abu-abu yang kelihatan batang hidungnya!
Kenapa sih giliran aku dateng pagi, eh...kelas masih sepi. Tapi giliran aku dateng agak siangan dikiiiit, temen-temenku ngomel semua, lantaran ketua kelas mereka susah sekali untuk datang pagi.
Yup .. jabatanku memang sebagai ketua kelas di kelas XI IPA 5 SMA BAKTI PERTIWI Jakarta. Salah satu SMA favorite di Jakarta. Aku sendiri juga nggak pernah nyangka kalau aku bisa terpilih sebagai ketua kelas. Nilaiku saja terkadang pas-pasan malah bisa jadi tidak lulus. Tapi kata orang aku pandai bergaul.
Aku punya 4 orang sahabat yang setia menemaniku. Mereka adalah Sasky , Mitha , Gia dan Indah. Oops !! kayaknya aku belum memperkenalkan jati diriku secara detail ya.....
Namaku Rena, lengkapnya Rena Andini Putri. Teman-temanku menilai kalau keluargaku adalah keluarga idaman mereka. Bayangin aja, papaku cukup sukses membuka usaha restaurant Jepang di negeri Kincir Angin alias Belanda. Dan sekarang berencana mau buka cabang baru di Paris. Walau sebagai konsekwensinya papa jarang pulang ke Indonesia. Barangkali dapat di hitung dengan jari, berapa kali dalam setahun papa bisa pulang ke Jakarta.
Hal lain yang bikin ngiri temen-temenku adalah, Erlangga alias Angga si tampan pemain bola basket andalan sekolahku telah menjatuhkan pilihan cintanya kepadaku! Umurnya satu taun di atasku. Sekarang ia kls XII IPA 3.
Kembali aku melirik jam tanganku.
Pukul 06.25!! Oh my God.... masih belum ada tanda-tanda kehidupan juga di kelasku! Benar-benar mengherankan dan aku sangat yakin, seyakin-yakinnya kalau sekarang bukanlah hari Minggu!
Ku buka tasku dan mencari-cari benda yang bisa menolongku mengisi kebosananku saat ini. Yup, ipodlah yang ku ambil.
Suara Craig David yang jernih mengalun perlahan, menemani kesendirianku di dalam kelas.

I’m walking away from the troubles in my life
I’m walking away
Oh..... to find a better day........

Untuk yang ketiga kalinya aku melirik jam tanganku. Jam sudah mennjukkan pukul 07.00! Bayangin jam TUJUH PAGI dan kelas tetap masih sepi. Padahal seharusnya jam segini pelajaran pertama sudah dimulai. Dengan sedikit langkah yang tergesa-gesa akupun keluar dan melihat ke sekeliling, ternyata memang cuma aku lah yang berada di sini sekarang!!
Ku hampiri Pak Kardi yang sedari tadi sedang asyik menyapu pekarangan sekolah.
“ Permisi pak.........”
Pak Kardi menoleh, “ ya non....”
“ Orang-orang pada kemana sih pak? Kok jam segini belum ada yang datang juga ?” Tanyaku seraya berdiri di sampingnya.
“Lho?! Apa non Rena nggak tahu kalau hari ini libur karena guru-guru ada rapat dinas?” Jawab Pak Kardi pelan, tapi suaranya bagai bom di telingaku dan mampu mengagetkanku.
“ Libur apaan sih pak??!! Rapat dinas apaan sih pak? Aduuuhhh.......” Aku tergagap. Suaraku mendadak terasa kering. Aku benar-benar bingung.
“ Kemarin saya kan sakit pak, dan, dan, aduuuhh....nggak ada yang ngasih tau kalau hari ini sekolah libur!!” Lanjutku jengkel.
“Non pulang aja sekarang, ngapain juga bolak-balik begitu kayak setrikaan? Lagian saya masih harus beres-beres sekolah nih non! Permisi.....” Pak Kardi pamit dan melanjutkan pekerjaannya.
“ Makasih pak......” Suaraku nyaris tak terdengar

Aku berlari menuju parkiran dan langsung menyalakan mesin mobilku untuk pulang.
“Betee .. !! Kenapa sih ngga ada yang ngasih tau kalau hari ini sekolah diliburkan ??” Aku berteriak-teriak sendiri dalam mobil, seraya mencari-cari ponselku di dalam tas dan langsung mencari menu kontak yang memang sudah ku hafal tanpa harus melihat layar hp. Yup sudah pasti Angga! Aku mencoba meneleponnya, tetapi, tidak sesuai dengan harapanku. Hp Angga ngga aktif. Jarang sekali Angga me-non aktifkan ponsel nya karena setahuku walaupun baterai ponsel Angga abis dia bisa langsung mencharger ponsel nya di mobilnya.
“Aneh banget sih.....kok hp dia ga aktif ??” teriakku lagi.
Tanpa pikir panjang aku langsung memutuskan untuk pergi ke rumah Mytha. Karena Mytha lah yang rumahnnya paling dekat dengan sekolah.

****
Ting Tong.....!!!Aku memencet bel rumah Mytha. Lalu tak lama kemudian munculah seorang wanita separuh baya datang membukakan pagar. Ternyata Mbok Inah pembantunya Mytha.
“ Permisi mbok , Mytha nya ada ?” Tanyaku dengan suara yang kubuat seramah dan setenang mungkin..
“Oh....non Rena rupanya....” Ujar Mbok Inah tersenyum, “ Non Mytha nya sedang pergi.”
“Hmmm.....kira-kira pergi kemana ya mbok ??” Tanyaku lagi.
“ Maaf non. Saya kurang tau. Ada pesan non ?” Tanya mbok Inah.
“Ohh .. ga deh. Sampein aja tadi Rena nyariin.” Jawabku lagi.
“ Baik non ! ” kata Mbok Inah.
Dengan perasaan jengkel aku memasuki mobil. Aneh sekali mendengar Mbok Inah tidak tahu kemana Mytha pergi. Karena biasannya Mytha selalu bilang kemana ia pergi. Lalu aku mencoba untuk menghubungi ponsel nya. Tapi lagi-lagi tidak aktif.
“ Aduhh.... kemana sih ni anak?! !” Gerutuku seraya membanting ponsel cdma pada jok sebelah. Saking kesalnya aku langsung menancap gas dan pulang ke rumah.


Sesampai di rumah aku langsung mencoba menelepon kembali teman-temanku. Tapi sayangnya ponsel mereka semua ngga aktif ! Terkecuali Indah. Olala.....Akhirnya ada juga mahluk yang bisa ku ajak ngobrol!
“Halo Rena ?” Suara cempreng Indah terasa begitu merdu di telingaku.
“Dimana sih lo ?!! Tadi gue ke sekolah tapi ternyata libur ? Kok lo tega sih ngga ngasih tau gue ?” Serangku menggebu-gebu.
“ Gue lagi di Bukit Bintang ..” Jawab Indah tanpa merasa bersalah.
“Hah ?? Di Bukit Bintang ? Ama syapa ?” Tanyaku penasaran.
“Sama anak-anak ! Buruan lo ksini ! Cepet yaa say ! Jangan ngaret !”
Klik. Telepon diputus!!!
Aneh banget.
Kok nada bicara si Indah nggak ada basa basi gitu. Gumamku dalam hati.


“Biiiii......!!! Mama udah pulang belum dari Senayan?” Teriaku sambil menyemprotkan sedikit pewangi ke tubuhku.
Bi Surti pembantu setia keluargaku muncul dari dapur dengan tergopoh-gopoh
“ Belum non! Non Rena mau kemana lagi?”
“ Bilang ke mama, aku pergi ke Bukit Bintang ama temen-temen....”
“ Lho? Nggak makan siang dulu non?”
“ Nggak usah deh....aku buru-buru banget. Bilang ke mama, cuman sebentar kok. Daah bibi.......!!”
****
Perjalanan menuju Bukit Bintang tidaklah semulus yang aku bayangkan. Kota Jakarta macet dimana-mana dan seperti biasa razia polisi lagi menjamur di setiap sudut jalan, menambah kemacetan!! Tapi aku sudah tidak peduli dan tidak perlu takut karena kelengkapan SIM telah menyertaiku walau umurku baru akan beranjak menuju 17 tahun. He he he......
Sedang asik nyetir sambil bersenandung kecil tiba-tiba seorang polisi memberhentikan jazz yang aku kendarai.
Itu tandanya aku diminta untuk memperlihatkan SIM dan STNK. Kubuka pintu mobil dan menghampiri Pak Polisi itu.
“Maaf mba , SIM dan STNK nya boleh saya lihat ? Tanya Pak Polisi.
“Ohh.... boleh pak” jawabku seraya mengeluarkan dompet dari tas . Dompet kesayanganku bergambar emily kubuka dan kucari SIM dan STNK ku. Tapi semuanya tak sesuai dengan harapanku. SIM dan STNK ku tak ada di dompet. Lalu ku cari di tas , dashboard, jok belakang, tetap saja tak kutemukan. Aneh .. padahal aku selalu membawanya kemana-mana.
Pak Polisi yang melihatku kebingungan langsung bertanya seraya memelotokan matanya padaku.
“Mana SIM dan STNK nya ?” tanya pak polisi garang.
Aduh pak ,, ketinggalan di rumah. Maaf yah pak.” Jawabku. Sedikit berbohong. Karena aku sendiri memang lupa menyimpannya dimana.
“Maaf .. maaf. Itu berarti sama saja anda terjerat pasal ! Mobil anda saya tahan sampai anda membawa SIM dan STNK nya kemari.”
“Tapi pak .. saya buru-buru. Ada janji sama teman saya.” Jawabku.
“Tidak bisa ! Pokoknya saya tahan. Mana kuncinya ?” Tanya Pak Polisi.
Aku tak bisa melawanya lagi. Mungkin itu sudah nasibku.
“Nih ..” kuberikan kunci mobilku pada pak polisi sialan itu. Sekarang aku bingung.
Gimana caranya ke Bukit Bintang yah ?? Oiaa , tanya Indah aja ! Siapa tau mereka bisa jemput aku.
Ku ambil handphone ku dan mencari nama Indah di kontak lalu ku telepon.
“Haloo ..” Suara terdengar dari seberang sana.
“Ndah ,, lu masih dibukit bintang ? Gue lagi dijalan nih ! tapi mobil gue kena tilang polisi lantaran ngga bawa SIM dan STNK. Gimana dong ?”
“Aduh .. Lu kesini naek apa kek. Naik Taksi ! Iya naik taksi aja” kata indah.
“Ya udah , gw cari taksi yg lewat deh .. daah” jawabku.
Sudah 30 menit aku berdiri di depan PIM tapi tidak satupun taksi muncul ke hadapan ku.
Duh ,, bete kan kalau udah nunggu gini ?! Sebel deh. Gerutku sambil berjalan di pinggir jalan. Masa nggak ada taksi yang lewat sih ? udah jam berapa coba sekarang ? Akupun berhenti dan duduk sejenak di halte bus yang letaknya ga jauh dari PIM. Aduuuuh .. panas lagi ! Beli minum ahh ..
Saat itu aku tertolong dengan pedagang kaki lima yang berjualan di samping halte bus tempat aku beristiraharat.
Tapi , semuanya tak sesuai dengan kenyataan. Ketika aku membayar minuman yang sudah ku beli ,dompetku direbut oleh seorang pemuda berbadan kurus dan kepalanya botak. Ia berlari sekencang-kencang nya menghindari semua warga yang berusaha menolongku. Tapi apa daya dompetku tak bisa di rebut lagi. Aku bingung ! Aku tak tahu caraku untung menemui teman-temanku di sana. Apalagi jika harus memakai taksi. Bayar pake apa coba ? dompetku sudah raib diambil copet. Dan sekarang pun kalau aku pulang , tetap saja jalan kaki. Karena kalau naik taksi, aku harus membayarnya di rumah. Mama dan Kak Ridho kan lagi pergi. Jadi siapa yang akan membayarnya ? Akhirnya aku memutuskan meneruskan perjalananku ke bukit bintang. Karena Indah sudah meneleponku untuk yang ke-3 kalinya. Dia tetap menyuruhku untuk datang. Walaupun aku sudah bilang kalau tadi kena copet. Katanya sih tanggung kalau nggak di terusin.
Sudah dua jam aku berjalan dari PIM. Dan sekarang aku sudah berjalan sampai Jl. Notonegoro daerah Jakarta Barat. Itu berarti sudah cukup jauh aku berjalan. Jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Berarti sebentar lagi magrib akan berkumandang.
Ketika aku sedang berjalan ada pemuda aneh yang terlihat kucel , bajunya pun compang camping. Akupun menunduk karena takut berpapasan dengannya. Pemuda itu melihat ke arahku dan senyum-senyum sendiri melihat diriku. Sepertinya pemuda itu mengalami gangguan mental alias agak gila. Tapi aku tidak mau menuduh orang sembarangan. Pemuda itu mendekatiku dengan muka yang tersenyum-senyum.
Benar-benar orang gila ! akupun berlari sekencang-kencangnya karena takut dengan pemuda itu.
Pemuda itupun mengejarku sambil tertawa cekikikan “cantik,, ikut abang yuuk !”
“Aaaaa.. Tolooooonnggg” Teriakku keras-keras. Tetapi hasilnya nihil. Karena daerah sana memang sangat sepi. Apalagi menjelang magrib.
Saat itulah mendadak perutku sakit sekali , kepalaku pusing, dan mataku berkunang-kunang. Lalu segalanya menjadi gelap dalam sekejap!!!


2 komentar: